Disela-sela kepenatan PSG kadang2 saya selingi dengan aktifitas2 untuk refreshing, salah satunya berkunjung ke tempat2 yang assoy geboy enjoy untuk menghilangkan stres. Disini sedikit cerita-cerita tentang tempat2 yang pernah saya datangi selama di Jogja.
1. Candi Prambanan
Minggu kedua di Jogja kami putuskan pergi ke Prambanan, rame2 naek transjogja
Buat saya ini kali pertama ke Prambanan. Dan juga pertama kali saya di Jogja, sempet2in dah buat Liburan+ngabisin duit sepuasnya
Candi Prambanan terletak di Desa Prambanan yang secara administratif terbagi menjadi dua bagian, yaitu antara kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.
Letaknya yang tepat di tepi jalan raya Yogyakarta—Solo membuat kompleks Candi Prambanan mudah untuk dijangkau dari arah manapun, baik dari arah Yogyakarta maupun Solo. Kalau dari arah Yogyakarta, pengunjung cukup mengeluarkan ongkos Rp 3000 untuk sampai di lokasi(naik trans Jogja). Sedangkan, jika menempuh perjalanan dari arah Solo, pengunjung harus mengeluarkan biaya lebih. Bagi pengunjung yang memulai perjalanan dari Klaten, banyak jalur yang bisa dipilih, bisa menggunakan bus jurusan Yogyakarta—Solo atau bus jurusan Terminal Klaten-Prambanan. Keduanya sama mudahnya.
Tiket masuk dibedakan antara wisatawan lokal dengan wisatawan mancanegara. Untuk wisatawan lokal tiket masuk Rp 15.000, sedangkan untuk wisatawan mancanegara tiket masuk sebesar US$ 10.
2. Malioboro
Pengen cari dagadu, Langsung deh pergi ke Malioboro. Ngajak Faldy, Langsung meLuncur dengan Transjogja.
Oh ya, mending jangan makan di lesehan sekitar malioboro, harga mahal2 dan porsi cuma dikit, jangan sampe mampir kesini cuma gara2 yang juaL cewek cakep(pengalaman saya).
Kawasan ini terletak di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Hanya sekitar 800 meter dari Keraton Yogyakarta. Lantaran menjadi kawasan andalan pariwisata di Yogyakarta, wisatawan memiliki banyak pilihan transportasi yang sesuai u ntuk sampai di Malioboro.
Wisatawan bisa naik bus: bus kota [menggunakan Jalur 4] dan bus Transjogja [trayek 3A atau 3B]. Semua jenis bus ini dapat ditemui di Terminal Pusat Giwangan atau halte-halte yang ada di seputar Jogja. Tarif bus kota saat ini Rp 2.000, sedangkan untuk bus Transjogja sebesar Rp 3.000. Ada pula taksi yang bisa dijadikan pilihan lain bagi wisatawan, baik pesan via telepon dari penginapan maupun mencegatnya di pinggir jalan di Yogyakarta. Jika ingin menikmati suasana Kota Yogyakarta, maka bisa dipilih andong wisata maupun becak
Salah satu keasyikan di Malioboro, untuk memasuki kawasan Malioboro, wisatawan tidak dipungut biaya.
3. Pantai Kukup
Tak direncanakan dan tak dipirkan, akhirnya sampai juga ke tempat ini.
Sabtu malam biasanya kami nginep di kost temen yg ada di Amikom. Tapi untuk hari itu tidak. Tak Lama kemudian muncul Mas Kost dateng ke kamar, namanya Pak Wasis(saya panggil bapak karena umurnya udah 40 an), ngobrol2 sejenak ngaLor ngiduL bersama Pak Wasis. Akhir ngobrol beliau ngajak Liburan ke pantai, mumpung besoknya hari minggu, dari pada di kost gag ngapa2in. Ya udah saya putuskan unutuk ikut, :D
Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 1 km di sebelah Timur Pantai Baron. Pantainya landai berpasir putih dan terdapat jalan setapak yang membelah bukit sampai Pantai Baron, serta sebuah pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan senggol dari atas Pulau karang kita dapat melihat hamparan p>antai yang cukup luas dan sangat indah.
Selain itu pantai ini kaya akan biota laut dan juga terkenal dengan beragam ikan hias air laut yang sangat indah di Aquarium Laut atau yang dijajakan oleh para pedagang di sepanjang pantai. Di pantai ini juga terdapat penopo cottege dengan fasilitas yang memadai. Sama seperti di Pantai Baron, di etiap bulan Sura di patai ini juga diadakan Sedekah Laut.
4. Imogiri(makam raja2)
Untuk kedua kalinya pak wasis mengajak jalan2, kali ini di ajak ke gunung imogiri, yaitu tempat makam para sultan jogja. Terlatak di kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk mencapai makam para Raja Mataram peziarah harus meniti tangga naik sebanyak 345 buah, mereka percaya kalau berhasil menghitung dengan tepat maka permohonan yang disampaikan kepada Raja akan dikabulkan.
bukit Imogiri benar-benar menyimpan misteri setelah dijadikan makam raja-raja Mataram. Berbeda dengan bukit-bukit lainnya di bagian selatan Yogyakarta yang kebanyakan sudah gundul, maka karena kesakralan makam itu, pepohonan di Imogiri tumbuh subur. Ada pohon jati yang berusia 300 tahun lebih, ada pula pohon beringin, kepel, pala, bambu, dan pepohonan lain yang tumbuh tak terusik tangan manusia. Kicau burung, angin semilir yang sejuk, merupakan hasil keseimbangan ekosistem yang terjaga lantaran kesakralan itu. Dibangun pada sekitar tahun 1632 Masehi oleh Sultan Agung, raja Mataram Islam terbesar, bangunan makam lebih bercorak bangunan Hindu. Pintu gerbang makam dibuat dari susunan batu bata merah tanpa semen yang berbentuk candi Bentar. Mirip sebuah candi Hindu yang dibelah menjadi dua bagian.
Gapura Supit Urang(kanan): Merupakan gerbang masuk ke komplek makam, bentuknya menyerupai gapura di Bali, di samping masing-masing kaki tangga menuju ke gapura terdapat pendopo tempat para peziarah menantikan saat gerbang besar dibuka.
Tangga Panjang(kiri) : Tampak sangat panjang dan tinggi tangga menuju puncak gunung imogiri
Disini ada suatu minuman yang khas, Wedang Uwuh namanya. “Uwuh” dalam bahasa Jawa bermakna “sampah”. Sampah yang dimaksud adalah sampah dedaunan organik. Namun di Imogiri, Wedang Uwuh justru menjadi minuman khas. Meski bernama “uwuh”, namun minuman justru menyegarkan dan menyehatkan.
Kok bisa?
Makam raja-raja Yogyakarta dan Surakarta yang sering disebut dengan Pajimatan Imogiri ini rupanya mempunyai tradisi kuliner yang unik. Salah satunya adalah Wedang Uwuh.
Disebut demikian memang karena penampilan minuman ini mirip-mirip “uwuh” atau “sampah dedaunan”.
Terang saja, di dalam gelas, terdapat berbagai macam rempah dan dedaunan, antara lain potongan jahe gepuk yang dibakar, serutan kayu manis, serutan kayu cengkeh, daun cengkeh, daun pala, secang, dan gula batu yang diseduh dengan air mendidih.
[+/-] Read More...
[+/-] Summary only...